Selasa, 14 Agustus 2007

PP Al Munawwir, Krapyak, Panggungharjo, Bantul, DIY

PP Al Munawwir, Krapyak, Panggungharjo, Bantul, DIY
Dari Kauman pindah ke Krapyak. Itulah cikal bakal berdirinya PP Al Munawwir yang dibangun oleh KH. Munawirr. Tahun 1911 sepulang menuntut ilmu di Makkah selama 21 tahun, KH. Munawwir menyelenggarakan pengajian di rumahnya di Kampung Kauman, Yogyakarta. Peminat pengajiannya cukup banyak, bahkan rumahnya yang kecil itu tak sanggup menampung santri-santriwati yang datang ingin belajar. Maka dipindahkanlah pengajiannya itu ke sebuah desa di selatan kota 5 kilometer dari pusat kota, masuk kedalam Kabupaten Bantul, Desa Krapyak Panggungharjo namanya. Dan seiring dengan itu dibangun pula beberapa bangunan sarana pendukung.
KH. Ali Ma'shum, mantan Rois Aam PB NU tahun 1983 tercatat pernah memimpin pondok pesantren yang pada awal berdirinya menggunakan metode binnadhor, bilghoib dan hafalan serta Qiraat Sab'ah dalam pengajaran Al Qur'annya. KH. Ali Ma'shum pula yang bersama-sama dengan KH. Abdullah Affandi, KH. Abdul Qadir (putra KH. Munawwir) merancang model manajemen ponpes untuk PP Al Munawwir. Kini PP Al Munawwir lebih banyak dikelola oleh anak-cucu dan kerabat dari KH. Munawwir.
Komposisi santri ponpes ini terdiri dari santri domestik dan internasional. Jumlahnya diperkirakan mencapai seribu orang lebih, belum termasuk santriwati. Memang ponpes ini dalam satu areal kompleksnya terbagi dua lokal, yaitu untuk santri putra dan santri putri yang letaknya berseberangan. Santri yang ada pun dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. Yakni santri biasa, selain belajar mengaji mereka juga adalah murid Tsanawiyah atau Aliyah di lingkungan pesantren. Kedua, santri takhosus, yakni santri yang khusus belajar mengaji dan menghafal Al Qur'an. Ketiga, adalah santri yang tinggal dan mengaji di pondok tetapi belajar pula di berbagai sekolah atau perguruan tinggi di luar lingkungan pondok.
Metode pengajian yang diberlakukan dalam pondok adalah dalam bentuk sorogan, bandungan, wetonan, muhadloroh, dan sebagainya. Sedangkan di luar kegiatan utama tersebut, diberikan juga latihan berorganisasi, kepemimpinan, orasi, berbahasa Arab, olah raga, dan lain sebagainya. Hasilnya, melalui wadah Korps Dakwah Mahasiswa (KODAMA) yang beranggotakan para santri senior, atas nama pondok, mereka mengadakan pembinaan agama setiap Kamis malam kepada masyarakat sekitar Yogyakarta.
Saat ini kegiatan pendidikan di pesantren meliputi tingkatan Taman Kanak-kanak, Madrasah Diniyah, Tsanawiyah, Aliyah, Madrasatul Banat, Madrasatul Huffadz, pengajaran Bahasa Arab dan Syariah, pengajian kitab dan sebagainya. Semua aktivitas itu dilakukan di atas areal seluas 3 hektare yang terdiri dari gedung-gedung sekolah, masjid, asrama, kompleks perumahan, sarana olah raga dan perpustakaan. Sebagai salah satu pondok pesantren terbesar di DIY, PP Al Munawwir telah ikut menyumbang aktivitas dakwah hingga ke seluruh daerah melalui alumninya. Selain menjadi pengasuh pesantren, tokoh masyarakat dan ada juga alumninya yang pernah menjadi Presiden RI ke 4. KH.Abdurrahman Wahid, adalah alumnus PP Al Munawwir, Krapyak ini.

1 komentar:

Tien Masykuri mengatakan...

saya sangat tertarik sekali sama ponpes ini. tapi saya butuh rincian biaya untuk bisa masuk sana..
syarat-syaratnya juga..