Minggu, 02 Desember 2007

Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam Surakarta


Kurikulum


Sejarah
Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam adalah lembaga pendidikan Islam swasta yang didirikan oleh Yayasan Majelis Pengajian Islam Surakarta (MPI), pada tanggal 07 Agustus 1982 bertepatan dengan tanggal 15 Syawal 1402 H. PPMI Assalaam saat ini menempati kampus yang berlokasi di Desa Pebelan dan Gonilan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, diatas areal tanah seluas 10,223 ha, yang 5,6 ha merupakan tanah wakaf. Sebelum resmi menjadi pondok pesantren, kegiatan yang dilaksanakan adalah pengajian (majlis ta'lim) yang berlokasi dijalan Yosodipuro No. 56 Punggawan Surakarta, menempati areal tanah wakaf seluas 2,845 m2 dari Bapak H. Abdullah Marzuki (alm) dan istri Ibu Hj. Siti Aminah, pemilik percetakan PT. Tiga Serangkai Solo.

Kegiatan yang semula dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam di kalangan karyawan PT. Tiga Serangkai dan keluarga Bapak H. Abdullah Marzuki, ternyata telah mengilhami berdirinya pondok pesantren dengan cakupan kegiatan dan jangkauan sasaran yang lebih luas. Langkah awal guna mewujudkan cita-cita tersebut adalah dengan mendirikan Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) pada sore hari. Kemudian pada tahun 1982 didirikan Madrasah Tsanawiyah dengan sistem asrama.

Pada saat itulah secara resmi sekaligus dijadikan sebagai tonggak berdirinya Pondok Pesantren, dengan menggunakan nama PPMI Punggawan, meminjam nama desa tempat kegiatan dipusatkan, yaitu Punggawan Surakarta.
Nama Assalaam secara resmi digunakan pada tanggal 20 Juli 1985 yang merupakan salah satu peristiwa penting dalam perjalanan sejarah pondok ini, pada hari itu secara resmi hijrah dari lokasi lama menempati kampus barunya di Desa Pabelan Kartasura Sukoharjo menempati tanah dan bangunan wakaf dari H. Abdullah Marzuki (Alm) dan Hj. Siti Aminah.


Bersamaan dengan itu pula didirikan Madrasah Aliyah (MA) dan Takhashushiyah. Pada tahun 1989/1990 didirikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada tahun ajaran 2005/2006 PPMI Assalaam membuka program Kelas Jauh SMK konsentrasi Teknologi Informasi dalam tahapan berikutnya akan diusahakan menjadi SMK mandiri. Sampai saat ini para alumni Assalaam telah banyak tersebar diberbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri, banyak pula yang telah lulus sarjana dan berperan di berbagai bidang dalam bermasyarakat.

Dalam perkembangannya dibidang pendidikan saat ini, PPMI Assalam telah melakukan kerja sama pendidikan dengan UMS Surakarta, Kedutaan Besar Arab Saudi Urusan Agama khusus membuka kelas Bahasa Arab dengan tenaga pengajar native Speeker, juga dengan Universitas Al-Azhar Syarif Kairo Mesir berupa penugasan guru bantu yang tinggal bersama didalam pondok. Selain itu pula akan dibuka kerjasama dengan LIPIA Jakarta, Universitas Imam Ibnu Suud Arab Saudi di Jakarta juga dengan ISTAC Malaysia baik berupa pertukaran guru maupun beasiswa studi lanjut.

Sedangkan dalam bidang pendidikan umum, mulai tahun ajaran 2006/2007 PPMI Assalaam menyelenggarakan program kelas Akselerasi bagi SMU dan program kelas internasional bagi MTS. Sedangkan untuk unit SMK pada tahun ajaran 2007/2008 membuka program desain grafis.

Program pembangun yang sedang berjalan adalah Gedung GELORA Assalaam yang insya Allah akan selesai dalam waktu 3 tahun.

Visi dan Misi
VISI
Terwujudnya insan yang memiliki keseimbangan Spiritual, Intelektual, dan Moral menuju generasi ulul albab yang berkomitmen tinggi terhadap kemaslahatan Umat dengan berlandaskan pengabdian kepada Allah SWT.

MISI
Menyelenggarakan proses pendidikan Islamyang berorientasi pada mutu, berdaya saing tinggi, dan berbasis pada sikap Spiritual, Inetelektual dan Moral guna mewujudkan kader umat yang menjadi rahmatan lil alamin (QS. 9 :122)

Mengembangkan pola kerja pondok pesantren dengan berbasis pada manajemenprofesional yang Islamiguna menciptakan suasana kehidupan di lingkungan pondok yang tertib, aman dan damai. (QS. 56: 26, QS 9:105, QS 67:2)

Meningkatkan citra positiflembaga pendidikan Pondok Pesantren yang berwawasan sains dan tehnologi Informasi serta berbudaya modern yang Islami. (QS. 39:18)


TUJUAN
Tercapainya manusia yang berilmu dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia dan mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang plural berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah

MOTTO
Keseimbangan Spiritual, Intelektual dan Moral

PRINSIP LEMBAGA
PPMI Assalaam berdiri diatas dan untuk semua golongan


PANCA JIWA PONDOK
Kesederhanaan
Keikhlasan
Kemandirian
Ukhuwah Islamiyah
Berpikir Bebas

Jumat, 05 Oktober 2007

PONDOK PESANTREN AL-UMM , Bogor informasi lebih lanjut ke http://alummaswaja.wordpress.com

berdiri sejak 1994, terletak di Ciawi, Bogor yang sejuk ( + 25 derajat Celcius ).

Pesantren ini dirintis dengan niat memberikan alternatif pendidikan umum yang diramu dengan pola kehidupan a la pesantren yang diakui telah melahirkan banyak mujahid Pondok Pesantren Al-umm adalah mendidik kader umat yang berjiwa ikhlas, berpola hidup sederhana, mampu mandiri, menjunjung tinggi ukhuwwah Islamiyah dan mempunyai wawasan yang mencerminkan kebebasan yang bertanggung jawab.
APLIKASI dari tujuan pendidikan di Pondok Pesantren Al-Umm adalah:
* Perpaduan kurikulum pesantren dengan kurikulum Depdiknas.
* Penerapan konsep life-skill.
* Pengaktifan kemampuan dua bahasa Arab, Inggris, Eksakta.
* Pemberdayaan kemampuan memahami kitab salaf
* Pengembangan keterampilan organisasi, kepramukaan, retorika, diskusi dan penelitian ilmiah, seni budaya dan olahraga.
FASILITAS PENDIDIKAN yang ada di Pondok Pesantren Al-Umm:
- Lokasi Strategis ( + 30 Menit dari Pintu Tol TMII)
- Klinik Kesehatan berkerjasama Dinas Kesehatan
- Lapangan Olah Raga - Perpustakaan
- Laboratorium IPA - Laboratorium Komputer
- Kelas Multimedia - Lahan BLK dan lain-lain

Al - Umm Selayang Pandang
TARBIYATUL MU'ALLIMIN DAN MU'ALLIMAT AL-ISLAMIYYAH ( T M I )
P O N D O K P E S A N T R E N A L - U M M
S M P - S M A I S L A M A L - U M M TERPADU
PUTRA - PUTRI (DI ASRAMAKAN)
Tags: Pendidikan
Postad av Al Umm at 06:35 | Permanent Link | Kommentarer (0) |
PONDOK PESANTREN AL-UMM adalah di ujung jalan tol Jagorawi di perempatan Ciawi. Tepatnya berhadapan dengan Universitas Juanda dan Masjid Raya Amaliah.
Jarak tempuh dari + 30 menit dari pitu tol TMII, dari Sukabumi hanya 60 menit, dan dari Bandung kurang dari 3 jam.
Dari Stasiun Merdeka Bogor naik angkot jurusan Terminal Baranang Siang Kemudian Naik Angkot jurusan Ciawi.


SYARAT PENDAFTARAN
pada tahun ajaran baru sebagai berikut:
* Mengisi formulir pendaftaran.
* Melampirkan :
o 2 lembar fotokopi STTB SD/MI atau SMP/MTs. yang telah dilegalisir.
o 2 lembar fotokopi STL SD/MI atau SMP/MTs. yang telah dilegalisir.
* Menyerahkan Fotocopy Raport Kelas Akhir 1 lembar
* Menyerahkan pas foto terbaru ukuran 2x3, 3x4 dan 4x6 masing-masing 8 lembar.
* Menyerahkan surat keterangan dokter.
* Sanggup memenuhi persyaratan Keuangan.
alam perjuangan mencerdaskan bangsa.
Postad av Al Umm at 03:18 | Permanent Link | Kommentarer (0) |
WAKTU PENDAFTARAN
dimulai dari 1 Mei sampai dengan 10 Juli bertempat di Pondok Pesantren Al-Umm,

Jl. Raya Ujung Tol Ciawi, Ds. Sindangsari, Kec. Bogor Timur, Kota Bogor 16720.

Telp. 0251 – 241510,

Fax. 0251 – 248300,

Hp. 08161997346 (H. Zakky B. Malik)

08128726309 (H. Syamsu Rijal)

081316784739 (Ust. Hendriyani)

Postad av Al Umm at 03:13 | Permanent Link | Kommentarer (0) |
KEGIATAN
Harian santri sebagai berikut:
03.45 – 05.30 Qiyamullail, Shubuh Berjamaah, Tadarus
05.30 – 06.00 Pemberian Kosa Kata Arab/Inggris
06.00 – 07.00 Persiapan masuk kelas, makan pagi
07.00 – 12.20 Sekolah
12.20 – 14.00 Shalat Dzuhur, Makan, Istirahat
14.00 – 15.20 Sekolah / Latihan Pidato / Pramuka
15.20 – 16.00 Shalat Ashar berjamaah
16.00 – 17.30 Olahraga / Ekstrakulikuler
17.30 – 19.00 Maghrib berjamaah, Bimbingan Al-Qur'an / Kitab Kuning / Ratiban
19.00 – 19.30 Shalat 'Isya' Berjama’ah
19.30 – 22.00 Belajar Malam Mandiri dengan bimbingan guru
22.00 – 03.45 Istirahat Wajib
KEGIATAN TAHUNAN:
- Leadership Training (LDK)
- Lomba Pidato 3 Bahasa
- Perkemahan Pelantikan
- Peringatan Hari Besar Islam & Nasional
- Study Tour, Dan lain-lain.
EKSTRA KURIKULER WAJIB
- Paskibraka - Pramuka
- Komputer - Kepustakaan
- Kitab Kuning - Pertanian/ Peternakan
EKSTRA KURIKULER PILIHAN
- Kaligrafi - Nasyid dan Qira’ah
- Olahraga (Basket, Volley, Badminton, Sepakbola, Futsal, Renang)

Rabu, 15 Agustus 2007

Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami

Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami
Organisasi
Dewan Nazir adalah mereka yang dipercaya oleh pendiri sebagai pembina dalam organisasi, terdiri dari 11 orang. Diketuai oleh KH Djamhari Abdul Jalal, Lc, Sekretaris Drs.H.Sofwan Manaf, M.Si, Anggota DR KH Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A, Drs.KH. Mahrus Amin, H. Hadidi, SH, Drs.H. Azhari Baidhowi, H. Abdul Ghofur, Drs.KH. Mad Rodja Sukarta, Drs.H. Mahfudz Makmun dan Drs. H.M. Habib Chirzin
Pengurus Yayasan diketuai oleh H. Saifuddin Arief, SH, MH, Sekretaris Drs.H.Mustofa Hadi Chirzin dan H.Abdul Haris Qodir. Bendahara Drs.H. Bahruddin Moyensyah, M.M dan Hadiyanto Arief, SH, M.Bs
Pengawas terdiri dari DR. H. Supriyadi Ahmad, M.A dan Ir. H. Edy Wariat.
Untuk Efektifitas kegiatan organisasi, yayasan dibantu oleh Bidang-bidang :
1. Bidang Pondok Pesantren
2. Bidang Perguruan Tinggi
3. Bidang Usaha dan Pengembangan Bisnis
4. Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Waqaf
Pondok Darunnajah Ulujami Jakarta meruakan pusat kegiatan pesantren dan cabang-cabangnya. Pimpinan Pesantren dibantu oleh lima biro yang bertugas merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kinerja organisasi guna mengoptimalkan proses pendidikan dan pengajaran di pesantren
1. Biro Pendidikan
2. Biro Rumah Tangga
3. Biro Administrasi, Keuangan dan Bidang Usaha
4. Biro Pengasuhan Santri

Jalan Yang Bisa di tempuh menuju pondok
1. Melalui Jalan Kebayoran Lama, cipulir
2. Melalui Jalan Alteleri Pondok Indah, Tanah Kusir
3. Melalui Jalan TOL Simatupang, keluar pintu tol VETERAN, lalu ambil arah lurus menuju jalan ulujami

Yayasan Darunnajah merupakan Badan Hukum yang menaungi seluruh organisasi yang berada dilingkungan yayasan maupun di lingkungan Pondok Pesantren. Badan Hukum ini terdiri dari;
Dewan Nazir adalah mereka yang dipercaya oleh pendiri sebagai pembina dalam organisasi, terdiri dari 11 orang. Diketuai oleh KH Djamhari Abdul Jalal, Lc, Sekretaris Drs.H.Sofwan Manaf, M.Si, Anggota DR KH Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A, Drs.KH. Mahrus Amin, H. Hadidi, SH, Drs.H. Azhari Baidhowi, H. Abdul Ghofur, Drs.KH. Mad Rodja Sukarta, Drs.H. Mahfudz Makmun dan Drs. H.M. Habib Chirzin
Pengurus Yayasan diketuai oleh H. Saifuddin Arief, SH, MH, Sekretaris Drs.H.Mustofa Hadi Chirzin dan H.Abdul Haris Qodir. Bendahara Drs.H. Bahruddin Moyensyah, M.M dan Hadiyanto Arief, SH, M.Bs
Pengawas terdiri dari DR. H. Supriyadi Ahmad, M.A dan Ir. H. Edy Wariat.
Untuk Efektifitas kegiatan organisasi, yayasan dibantu oleh Bidang-bidang :
1. Bidang Pondok Pesantren
2. Bidang Perguruan Tinggi
3. Bidang Usaha dan Pengembangan Bisnis
4. Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Waqaf
Pondok Darunnajah Ulujami Jakarta meruakan pusat kegiatan pesantren dan cabang-cabangnya. Pimpinan Pesantren dibantu oleh lima biro yang bertugas merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kinerja organisasi guna mengoptimalkan proses pendidikan dan pengajaran di pesantren
5. Biro Pendidikan
6. Biro Rumah Tangga
7. Biro Administrasi, Keuangan dan Bidang Usaha
8. Biro Pengasuhan Santri
9. Biro Kemasyarakatan

Selasa, 14 Agustus 2007

Pesantren Pertanian Darul Fallah ( PPDF)

Pesantren Pertanian Darul Fallah ( PPDF)
Sejarah

Berdirinya Pesantren Pertanian Darul Fallah ( PPDF ) sekitar pada tahun 1960, dengan luas lahan hektar yang di wakafkan oleh Bapak R.H.O Djunaedi. Pada saat itu susunan pengurus untuk pertama kalinya adalah sebagai berikut :
KH Sholeh Iskandar sebagai Ketua
KH Abdul Ghaffar Ismail sebagai Wakil Ketua
H Tabrani sebagai Sekretaris
RHO Djunaedi sebagai Anggota
PPDF dalam perjalanannya mengalami pasang surut oleh dinamika kehidupan sosial dan politik yang terjadi pada saat itu. Pendidikan dimulai pada tahun 1963 dengan sistem terpadu antara pendidikan pesantren dengan pendidikan pertanian. Ketika kejadian G 30 S/PKI pada tahun 1965, pesantren ditutup sementara dan dibuka kembali pada tahun 1968 dan menjadi Pesantren Pertanian 4 Tahun. Dipenghujung tahun 1980-an mulai dirasakan hubungan antara pemerintah dengan Darul Fallah, kerjasama dengan Departemen Tenaga Kerja , Departemen Koperasi, Departemen Kehutanan dan Departemen Agama.
Pada tahun 1994 Darul Fallah memasuki babak baru, dengan berdasarkan berbagai pertimbangan, maka Akte Pendirian Yayasan mengalami revisi dan pengurus yayasan disempurnakan. Langkah pertama dengan mengembalikan “image” Darul Fallah di mata masyarakat, kemudian merombak sistem pendidikan dengan orientasi tetap sesuai dengan cita-cita pendiri dan yang diamanahkan oleh Anggaran Dasar yayasan.
Alhamdulillah, langkah-langkah yang ditempuh oleh pengurus yayasan periode 1997-2001 sudah mulai terlihat hasil da perkembangannya.

PP Al Munawwir, Krapyak, Panggungharjo, Bantul, DIY

PP Al Munawwir, Krapyak, Panggungharjo, Bantul, DIY
Dari Kauman pindah ke Krapyak. Itulah cikal bakal berdirinya PP Al Munawwir yang dibangun oleh KH. Munawirr. Tahun 1911 sepulang menuntut ilmu di Makkah selama 21 tahun, KH. Munawwir menyelenggarakan pengajian di rumahnya di Kampung Kauman, Yogyakarta. Peminat pengajiannya cukup banyak, bahkan rumahnya yang kecil itu tak sanggup menampung santri-santriwati yang datang ingin belajar. Maka dipindahkanlah pengajiannya itu ke sebuah desa di selatan kota 5 kilometer dari pusat kota, masuk kedalam Kabupaten Bantul, Desa Krapyak Panggungharjo namanya. Dan seiring dengan itu dibangun pula beberapa bangunan sarana pendukung.
KH. Ali Ma'shum, mantan Rois Aam PB NU tahun 1983 tercatat pernah memimpin pondok pesantren yang pada awal berdirinya menggunakan metode binnadhor, bilghoib dan hafalan serta Qiraat Sab'ah dalam pengajaran Al Qur'annya. KH. Ali Ma'shum pula yang bersama-sama dengan KH. Abdullah Affandi, KH. Abdul Qadir (putra KH. Munawwir) merancang model manajemen ponpes untuk PP Al Munawwir. Kini PP Al Munawwir lebih banyak dikelola oleh anak-cucu dan kerabat dari KH. Munawwir.
Komposisi santri ponpes ini terdiri dari santri domestik dan internasional. Jumlahnya diperkirakan mencapai seribu orang lebih, belum termasuk santriwati. Memang ponpes ini dalam satu areal kompleksnya terbagi dua lokal, yaitu untuk santri putra dan santri putri yang letaknya berseberangan. Santri yang ada pun dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. Yakni santri biasa, selain belajar mengaji mereka juga adalah murid Tsanawiyah atau Aliyah di lingkungan pesantren. Kedua, santri takhosus, yakni santri yang khusus belajar mengaji dan menghafal Al Qur'an. Ketiga, adalah santri yang tinggal dan mengaji di pondok tetapi belajar pula di berbagai sekolah atau perguruan tinggi di luar lingkungan pondok.
Metode pengajian yang diberlakukan dalam pondok adalah dalam bentuk sorogan, bandungan, wetonan, muhadloroh, dan sebagainya. Sedangkan di luar kegiatan utama tersebut, diberikan juga latihan berorganisasi, kepemimpinan, orasi, berbahasa Arab, olah raga, dan lain sebagainya. Hasilnya, melalui wadah Korps Dakwah Mahasiswa (KODAMA) yang beranggotakan para santri senior, atas nama pondok, mereka mengadakan pembinaan agama setiap Kamis malam kepada masyarakat sekitar Yogyakarta.
Saat ini kegiatan pendidikan di pesantren meliputi tingkatan Taman Kanak-kanak, Madrasah Diniyah, Tsanawiyah, Aliyah, Madrasatul Banat, Madrasatul Huffadz, pengajaran Bahasa Arab dan Syariah, pengajian kitab dan sebagainya. Semua aktivitas itu dilakukan di atas areal seluas 3 hektare yang terdiri dari gedung-gedung sekolah, masjid, asrama, kompleks perumahan, sarana olah raga dan perpustakaan. Sebagai salah satu pondok pesantren terbesar di DIY, PP Al Munawwir telah ikut menyumbang aktivitas dakwah hingga ke seluruh daerah melalui alumninya. Selain menjadi pengasuh pesantren, tokoh masyarakat dan ada juga alumninya yang pernah menjadi Presiden RI ke 4. KH.Abdurrahman Wahid, adalah alumnus PP Al Munawwir, Krapyak ini.

Pondok Pesantren Al-Khairaat, Palu, Sul-Teng

Pondok Pesantren Al-Khairaat, Palu, Sul-Teng
Tak banyak pondok pesantren memasukkan pelajaran kesenian dalam kurikulumnya. Pelajaran nasyid, samrah atau jepeng oleh pengurus Pondok Pesantren Al Khairat, Palu, Donggala, Sulawesi Tengah, dijadikan penyeimbang pelajaran agama dan umum. Tak heran alumninya menduduki beragam posisi penting dan menjadi da'i handal di kawasan Indonesia Timur.
Bila anda ingin menikmati keindahan jepeng --tarian ala Timur Tengah-- cukup datang ke Pesantren Al-Khairaat. Terutama di Bulan Syawal. Sebab, pada bulan itulah biasanya Al-Khairaat menggelar bulan kesenian. Ada lomba membaca syair, nasyid, juga jepeng.
Anda tentu heran, ada juga pagelaran kesenian di pesantren? Maklum kesenian unik itu diajarkan sebagai pelajaran tambahan di pesantren ini. Al-Khairaat yang sangat populer di mata masyarakat Indonesia Timur, memang tak hanya mengajarkan ilmu-ilmu Agama dan pengetahuan umum.
Kesenian dan olah raga pun mendapat perhatian setara di pesantren ini. Bahkan, kurikulum ilmu Agama yang diajarkan di sini lebih mengacu pada diniah (lembaga pendidikan) di Mesir, daripada merujuk kurikulum Departemen Agama (Depag).
Misal, jika kurikulum Depag menyebut pelajaran Al-Quran dan hadits, Al-Khairaat memasukkan istilah itu menjadi Pelajaran Al-Quran, Tajwid dan Tafsir. Sementara hadits, dimasukan ke pelajaran Mustalahul Hadis.
Sedangkan pelajaran umum meliputi matematika, bahasa Inggris, fisika, biologi dan beberapa pelajaran lain sesuai ketentuan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Bagaimana dengan pelajaran kesenian? Pesantren yang memiliki 7.000 staf pengajar dan 1.400 unit pendidikan itu mengajarkan nasyid, syair, samrah, dan jepeng.
Sementara di bidang olah raga, para santri tak hanya diajari karate dan pencak silat. Tapi, juga ilmu prana--olah nafas. Dengan dibekali beragam ilmu tersebut, tak mengherankan bila para santri memiliki kekuatan fisik, mental, dan spiritual serta olah rasa yang bagus.
Dan, berbekal ilmu-ilmu itu para santri senantiasa siap untuk ditugaskan melakukan siar Islam ke daerah-daerah terpencil di kawasan Indonesia Timur. Para santri tidak berani kembali sebelum tugasnya beres, atau sebelum ada perintah dari pusat.
Dengan kesabaran dan kegigihan seperti itulah, Al-Khairaat yang kini memiliki sekitar 210 ribu santri dan mahasiswa, sukses membangun basis pengembangan di Sulawesi, Maluku, Papua, Halmahera, dan pulau Bunyu di Kalimantan Timur. Bahkan sekarang Al-Khairaat telah memiliki basis pengembangan di Condet, DKI Jakarta.
Kesuksesan tersebut tak lepas dari suri tauladan pendiri Al-Khairaat, Sayyid Idrus bin Salim Aldjufrie seorang mufti dari hadramaut. Sosok yang biasa disapa Guru Tua itu mendirikan Al-Khairaat pada 30 Juni 1930.
Awal keberadaan PA sempat dilarang pemerintah Belanda karena ajaran Guru Tua, khususnya yang bersumber dari kitab Izhatun Nasyi`in, karya Musthafa Al-Ghalayani.
Kitab itu dianggap berbahaya karena dapat membangkitkan semangat juang rakyat untuk melakukan perlawanan. Perlakuan seperti itu masih tetap diberlakukan oleh Pemerintah Jepang juga ketika itu.
Meskipun dilarang, Guru Tua tak pernah patah semangat. Ia terus bergerilya sambil mengajar. Dan selama berpindah-pindah tempat selama 15 tahun, Guru Tua berhasil mendirikan 400 madrasah yang meliputi ibtidaiyah, tsanawiyah, aliyah dan mualimmin (setingkat diploma).
Setelah Proklamasi kemerdekaan, Al-Khairaat terus berkembang. Pada 21 Agustus 1956, Al-Khairaat yang juga menjadi lembaga sosial kemasyarakatan menyelenggarakan Muktamar Besar pertama. Muktamar berhasil menetapkan 10 pasal anggaran dasar pondok.
Setelah muktamar, Guru Tua mulai mempercayakan pengelolaan pendidikan kepada sejumlah santri yang lulus terbaik sampai 1964. Pada 1964 digelar Muktamar II.
Pada masa G 30 S/PKI, beberapa kegiatan Al-Khairaat terpaksa tutup, para santri PA banyak yang turut turun langsung membantu rakyat memerangi PKI. Pada 1969, cucu Guru Tua, Habib Sayyid Seggaf Aldjufrie, kembali membuka madrasah dan kampus-kampus milik Al-Khairaat, sekaligus memegang kendali Al-Khairaat. Sebab, 22 Desember 1969, Guru Tua wafat. Dalam Genggaman Seggaf, Al-Khairaat terus mekar hingga memiliki ratusan cabang di berbagai daerah. Dan posisi Al-Khairaat pun makin kuat di kawasan Indonesia Timur karena banyak alumninya menjabat posisi penting. Seperti menjadi gubernur, walikota bupati, camat, lurah dan tentu saja beberapa lembaga keagamaan semacam Majelis Ulama Indonesia. Melihat itu semua, dari alam ruh, Guru Tua mungkin tersenyum bangga menyaksikan kesuksesan yang diraih PA.

Pondok Pesantren Al-Kausar, Sentani, Irian Jaya

Pondok Pesantren Al-Kausar, Sentani, Irian Jaya
Dari sebuah TPA, Al-Kausar tumbuh menjadi pesantren modern. Tapi, perkembangannya terhambat berbagai kendala khas Papua.
Masjid Ponpes ini diapit asrama. Di sebuah kanan asrama putra,sedangkan di sebelah kiri asrama putri. Di seberangnya, terdapat sejumlah bangunan lain tempat para pengurus kompleks itu tinggal.
Al-Kausar, yang didirikan enam tahun lalu, sebelumnya hanyalah sebuah taman pengajian Alquran (TPA) di bawah naungan Yayasan Pondok Karya Pembangunan (YPKP). Sampai kemudian datanglah Ustad Mansyur Al-Ghaf bersama dua temannya. Mansyur berasal dari sebuah pesantren di Jawa Tengah, sedangkan dua lainnya dari Jawa Timur. Kedatangan tiga orang itu, yang kemudian diberi tanggung jawab sebagai pengurus, akhirnya membangun Al-Kausar sebagai Ponpes modern yang menggabungkan metode pengajaran salafiah dan pendidikan umum. Yaitu, selain memberikan pelajaran berupa kajian kitab-kitab kuning, Ponpes tersebut juga memberikan pelajaran umum yang mengikuti kurikulum nasional.
Minat Masyarakat belajar di Al-Kausar ternyata lumayan besar. Setidaknya, pesantren itu kini menampung 143 santri yang jumlah santri laki-laki dan perempuannya hampir seimbang. Mereka dikutip iuran sebesar Rp. 7000 per bulan.
Orang tua santri rata-rata warga trasnmigran yang taraf ekonominya tergolong rendah. Sehingga, seperti Al-Kausar, Pondok-pondok pesantren di Papua mengandalkan pendanaanya kepada donatur yang jumlahnya juga tidak banyak. Dengan demikian, perkembangan pondok pesantren di Papua memang relatif lebih sulit dibandingkan dengan wilayah lain.
Belum lagi soal buku-buku atau kitab-kitab pelajarannya. Di Papua sungguh susah mencarinya. Al-Kausar sendiri mesti memesan dari Jawa. Dan, itu pun datangnya tidak bisa dipastikan, bisa sebulan atau malah tiga bulan baru tiba kiriman kitab-kitab itu.